About Yayat

My photo
Bogor, West Java, Indonesia
Never Stop Exploring

Sunday, December 12, 2010

The Beauty of Alor

Kabupaten Alor yang terletak di Propinsi Nusa Tenggara Timur memiliki banyak sekali potensi wisata alam yang belum dimanfaatkan dengan baik. Hampir semua pantainya dihiasi pasir putih yang bersih dengan gugusan pulau-pulau yang dikelilingi terumbu karang yang relatif masih utuh. Salah satu contohnya adalah di desa Banjaran pada foto diatas, terletak sekitar 1 jam dari Kota Kalabahi, memiliki pasir putih yang bersih dan terumbu karang yang lumayan indah dengan latar belakang Pulau Ternate yang menarik menjadi tempat yang ideal untuk sekedar snorkeling menikmati indahnya kehidupan bawah laut. Meskipun tekanan dari sistem perikanan yang merusak dan penangkapan ikan berlebih mulai mengancam keindahan ini, masyarakat lokal bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Alor berusaha sekuat tenaga menjaga dan melestarikan wilayah ini.
Foto ini diambil dengan kamera Nikon D1x pada pukul 8:30 pagi dengan focal length 24mm, F/8, 1/125sec.

Wednesday, December 8, 2010

Manado Tua


Foto ini saya ambil ketika trip ke Bunaken awal bulan Desember 2010 ini. Ini adalah pulau Manado Tua, satu dari 5 pulau yang ada di dalam kawasan Taman Nasional Bunaken. Berdasarkan buku panduan Taman Nasional Bunaken, penduduk pulau ini hampir 100% berasal dari suku Sangihe-Talaud atau Siau. Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani ladang dan perkebunan kelapa, disamping itu juga sebagian penduduknya bekerja sebagai nelayan.
Foto ini diabadikan menggunakan kamera Nikon D1x, focal lenght 48mm, f/8, 1/400sec.

Friday, July 9, 2010

Elang Bondol Kembali ke Alam


Elang Bondol (Haliastur indus) adalah satwa kebanggaan warga DKI Jakarta dan dijadikan maskot bagi ibukota Indonesia ini. Populasinya tersebar merata hampir di seluruh negara tropis di dunia. Dalam dua dekade terakhir perdagangan illegal satwa ini mengalami peningkatan ditandai dengan mudahnya kita jumpai orang memperdagangkan Elang Bondol di pasar-pasar burung di seluruh Indonesia. Dengan harga bervariasi antara 200.000 rupiah sampai 400.000 rupiah banyak warga perkotaan yang membeli dan memeliharanya di dalam kandang.

Taman Nasional Kepulauan Seribu yang menjadi kebanggaan kita Jakarta sekaligus sebagai habitat alami dari elang yang menyukai ikan laut sebagai makanan sehari-harinya, beberapa kali mengadakan penyitaan dan penampungan Elang Bondol ini dari para warga yang memeliharanya atau dari pasar-pasar burung yang ada di seputaran Jakarta. Tidak saja sampai disitu, setelah melalui proses rehabilitasi yang terpantau, dilakukanlah pelepasan ke habitat alami elang ini di dalam Taman Nasional Kepulauan Seribu.

Foto diatas diambil pada bulan Agustus 2005 ketika diadakan proses pelepasan kembali Elang Bondol oleh Menhut MS.Kaban dan Kabalai TNKpS Pak Sumarto. Mudah-mudahan ada dampak positif dari program pelepasliaran ini dengan semakin terjaganya habitat dan semakin tegasnya penegakan hukum terkait perdagangan satwa dilindungi.

Sunday, June 13, 2010

Sang Garuda masih ada


Elang Jawa yang seringkali diasosiasikan sebagai "Burung Garuda"ternyata masih bisa terlihat di habitat alaminya di Sisi Utara Gunung Salak, Jawa Barat. Sepuluh tahun lalu dikabarkan elang jenis ini dikabarkan menjelang punah, akibat berkurangnya habitat alaminya secara signifikan di Pulau Jawa dan tingginya angka perburuan illegalnya.

Sarang aktif elang jawa ini ditemukan pada ketinggian 1.200mdpl diatas pohon pasang (Quercus spp.) pada sebuah tebing dengan kemiringan 60% dan dekat sekali dengan anak sungai. Deskripsi ini merupakan typical sarang elang jawa di habitat gunung salak ini.
Dengan menggunakan Kamera Nikon D70s dan lensa Nikkor tele zoom AF 70-300mm saya abadikan gambar ini dengan Iso 400 karena kondisi mendung. Sang anak sedang tiduran didepan induknya setelah kenyang memakan mangsa yang dibawakan oleh sang induk. Sang induk akan terus memasok pakan bagi sang anak sampai sang anak siap untuk terbang dan berburu sendiri pada umur 3,5 bulan nanti.

Semoga "Sang Garuda" akan terus bertambah seiring dengan makin arfinya manusia menata habitat alami elang ini. Semoga

Bertambah satu lagi Elang Jawa di Bumi ini



Menakjubkan, ALhamdulillah... !, itulah kata-kata pertama yang keluar dari mulutku ketika melihat seekor anak elang jawa sedang makan di sarangnya di Sisi Utara Gunung Salak pada ketinggian 1.200mdpl. Terlihat induknya terbang berkeliling diatas sarang seperti memberitahu bahwa itu adalah areal kekuasaannya.
Tahun 1997 kawasan ini penuh dengan para pemburu elang jawa dan hampir tidak ada satupun anak elang jawa yang selamat dari perburuan. Setelah kampanye pelestarian selama tiga tahun, populasi elang jawa meningkat sampai tiga kali lipat, dan catatan perburuan menurun signifikan di seluruh pulau Jawa.
Mudah-mudahan generasi penerus elang jawa ini akan terus bertambah dan habitatnya akan tetap lestari. Amin

Monday, June 7, 2010

Elang bondol Terbang Bebas

Desember 2009, Elang bondol (Haliastur indus) muda ini terlihat terbang bebas di Taman Nasional Berbak di Jambi. Dengan bulu-bulu dada yang masih berwarna abu-abu dan bintik-bintik hitam jelas sekali kalau elang bondol ini masih berumur muda.
Setiap pagi ketika nelayan baru kembali dari melaut, elang bondol terbang berkeliling di sekitar perkampungan nelayan yang berbatasan dengan Taman Nasional Berbak.
Saya menggunakan kamera Nikon D1x plus lensa tele zoom nikkor 70-300mm. Berusaha mengambil gambar sebanyak-banyaknya selama lebih kurang satu jam, ternyata sulit juga mendapatkan foto yang baik untuk burung yang sedang terbang. Foto diatas adalah salah satu dari ratusan frame yang saya ambil saat itu.
Populasi elang bondol di kawasan ini cukup melimpah karena memang habitatnya masih terjaga dan pakan alaminya (ikan laut) masih banyak di kawasan ini.

Monday, February 8, 2010

Musim Bunga


Foto ini saya ambil di bumi perkemahan Sukamantri, Taman Nasional Gunung Salak-Halimun. Kelihatannya mungkin biasa saja, tapi pada saat itu saya melihat kumpulan bunga-bunga ini begitu istimewa seperti melambangkan sebuah harapan keindahan yang luas.
Menggunakan kamera Nikon D1x kesayangan, dengan lensa Nikkor 18-70mm standard, pada iso 400. Saya gunakan iso agak tinggi karena gambar diambil pukul 6:10 pagi ketika sinar matahari belum cukup kuat menyinari objek.